PEMUDA KAMPUNG JUGA BISA SUKSES
Sebuah
daerah yang jauh dari ramainya kendaraan dan bisingnya perkotaan. Sebuah desa
dikampung terpencil dan terisolir. Desa yang sederhana itu hanya berpenduduk
sedikit . reot, pengap, kecil, dan sempit adalah suasana dan kenyataan kondisi
rumah didesa itu.Desa sejahtera adalah nama desanya. Ironi, nama desa dan
kenyataan kondisi desa itu jauh
berbanding terbalik, bahkan masyarakat
yang tinggal didesa itu jauh dari kata sejahtera. Pendidikan dan layanan
kesehatan menjadi sayatan hati bagi siapa yang melihatnya dan sangat memprihatinkan.Di
sebuah rumah kecil, tinggallah seorang bapak dan anak laki-lakinya yang masih
sekolah. Pak karyo adalah panggilannya, ia mempunyai satu anak laki-laki
sekaligus menjadi teman hidupnya saat ini. Tono sejahtera nama lengkapnya, nama itu diberikan ayahnya agar suatu hari
nanti Tono bisa mensejahterakan warga dikampunya. Tono adalah nama panggilan
sehari-harinya. Tono sangat menyayangi ayahnya bahkan baginya ayahnya adalah
sosok ibu baginya.Ibu Tono sudah sejak lama meninggalkannya, sejak ia masih
berusia 9 bulan padahal pada saat itu Tono masih membutuhkan ASI dan kasih
sayang dari seorang ibu , namun ibunya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya.
Ibunya pergi karna tidak tahan dengan hidup miskin dan serba kekurangan serta
hidup dengan suami yang berpenyakitan. Ayah tono ini menderita penyakit asma
dan tak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan serta diobati dengan obat yang
seadanya saja.Maka ibunya memutuskan untuk bercerai dengan ayahnya lalu pergi kekota.
Pada
usia 15 tahun Tono mendengar kabar tentang ibunya dari tetangganya yang baru
pulang dari kota bahwa ibunya sudah berkeluarga lagi serta memiliki harta yang
banyak dan tingagal dikota. Kehidupan ibunya jauh berbeda dengan kehidupan yang
dulu. kehidupan ibunya dan kehidupan Tono sekarang bagaikan bumi dan langit . Sekarang
ibunya sudah melupakan Tono dan ayahnya Begitu sedih hati Tono mendengarkan
kata-kata ibunya itu. Dihatinya ada rasa kesal terhadap ibunya namun disisi
lain dia juga akan merindukan sosok seorang ibu dan “ walau bagaimanapun dia
tetap ibuku “, kata Tono dalam hati. Akhirnya Tono memutuskan untuk tidak
dendam kepada ibunya.
2
tahun sudah berlalu, pada suatu malam Tono teringat ibunya. Terkadang didalam
hatinya ada rasa rindu yang menggebu, namun disisi lain ada rasa marah yang bergejolak dan membara. Ia ingin
memeluk ibunya namun ia juga ingin membalas perbuatan dan sikap ibunya yang
telah mensia-siakan dirinya dan ayahnya.“Ibu mengapa kau meninggalkan kami demi
sebuah tahta dan harta ?”, desah ia dalam hati.
Hari
itu pun telah berlalu dan setiap pagi Tono harus bangun sebelum fajar tiba.
bahkan sebelum suara ayam berkokok nyaring. Tono memang bukan wanita tapi dia
adalah seorang pemuda yang sederhana, pemberani, taat ibadah, jujur, sopan, penyayang, pintar tapi dia
tidak pernah malu untuk melakukan pekerjaan seorang wanita seperti: memasak,
mencuci, dan mengurus rumah. Karena baginya perkejaan itu adalah aktivitas
rutinnya sebelum berangkat sekolah. Ia tidak mau ayahnya mengerjakan karna ia
tidak ingin melihat penyakit ayahnya kambuh karena kelelahan bekerja. Setelah
selesai mengerjakan tugasnya Tono lansung berangkat kesekolah karna sekolahnya
cukup jauh dari desanya dan ia harus berjalan kaki untuk sampai kesekolah. Pada
saat itu Tono memakai sepatu yang sudah tak layak dipakai lagi dan seragam SMAnyapun
sudah kusam. Tono sadar dengan kehidupannya yang susah dan ia juga tidak tega
meminta seragam baru kepada ayahnya. Dengan penampilan seperti itu Tono
berangkat kesekolah dengan hati gembira tanpa ada beban dihatinya.
“ayah,
Tono berangkat kesekolah dahulu”, disuatu pagi yang masih gelap.
“iya
nak hati-hati, jangan lupa pesan ayah belajar yang rajin dan buat ayah bangga
dengan prestasimu serta jangan lupa baca doa sebelum melakukan aktivitas” sahut
pak karyo.
“baik
yah, assalamualaikum”.
“walaikumsalam
nak ” .Tono berangkat kesekolah bersama teman-temannya dengan berjalan kaki.
Latar belang kehidupan yang tak jauh berbeda, keluarga buruh tani kecil. Semua
itu tidak menyurutkan semangat dan memupuskan harapan mereka anak desa
sejahtera yang ingin menempuh yang lebih tinggi sesuai setinggi impian mereka.
Tono
bersekolah di SMA Tunas Bangsa.sekolah yang sangat sederhana dan kecil itu
adalah tempat Tono dan teman-temannya menimba ilmu. Guru dan sarana yang kurang
memadai adalah fakta dari subuah nama sekolah Tunas Bangsa. Pak Hardin salah satu guru yang sangat setia memberikan
ilmu kepada siswanya dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya.Pak hardin
adalah protret, inspirasi dan penyemangat bagi tono dan anak-anak lainnya dita
tengah kekurangannya dalam melihatnamun mata hatinya tidak tertutup. ia
mengajarkan mereka tentang pendidikan kewarga negaraan dan hal-hal yang diangap
mudah, tetapi sebenarnya sangat berat bagi generasi bangsa saat ini.“anak-anak
apakah arti kemrdekaan ”tanya pak hardin pada murid-muridnya. “kebebasan kita
dari penjajahan pak”, jawab wahyu.“Bagi saya kemerdekaan adalah meratanya
seluruh keadilan di Negari ini pak. Itu arti kemerdekaan yang sesungguhnya”,
jawab Tono dengan nada lantang.“Baik anak-anak jawaban yang bagus. Apakah
menurut kalian, kalian telah menerima kemerdekaan yang benar-benar merdeka?”,
tanya pak hardin kembali.
“Bagi saya, saya belum mendapatkan kemerdekaan itu pak. Saya dan teman-teman disini belum mendapat hak secara adil dalam pendidikan, padahal kami dan mereka anak-anak kota adalah pemuda-pemudi harapan bangsa. Saya dan warga di Desa saya belum sepenuhnya merdeka dan makmur, kami masih hidup dalam kekurangan dan keterbatasan”,jawab tono dengan lantang dan berani.
“Bagi saya, saya belum mendapatkan kemerdekaan itu pak. Saya dan teman-teman disini belum mendapat hak secara adil dalam pendidikan, padahal kami dan mereka anak-anak kota adalah pemuda-pemudi harapan bangsa. Saya dan warga di Desa saya belum sepenuhnya merdeka dan makmur, kami masih hidup dalam kekurangan dan keterbatasan”,jawab tono dengan lantang dan berani.
“
itu memang fakta dan kenyataan yang ada.lalu bagaimana kamu mendapatkan
kemerdekaan itu?”, kembali bertanya.
“Saya
yakin pak, dengan bersekolah, bekerja dan berusaha, saya mampu menciptakan
perubahan di lingkungan masyarakat, sekolah bahkan Bangsa saya. Bukankah itu
harapan para Pahlawan terhadap pemuda Indonesia?”
“sungguh
bangga mempunyai anak didik sepertimu Tono. Teruskan mimpi dan cita-citamu itu,
bapak akan mendoakanmu untuk mewujudkan impian perubahanmu. Beri tepuk tangan
dan dukungan untuk Tono”, ucap pak hardin
dengan bangga dan penuh harapan.
Lonceng
pulangpun telah berbunyi dan sudah waktunya Tono pulang bersama teman-temannya.
Setelah sampai dirumah, Tono ganti seragam sekolahnya lalu makan siang dan
pergi membantu ayahnya menggarap sawah orang. Pada saat itu tono menyuruh
ayahnya beristirahat dirumah karena Tono melihat ayahnya sangat lelah.Setelah
pekerjaan tono selesai Tono langsung mengantarkan hasil garapannya hari ini
kepada pemilik sawah. Tono langsung pulang, Sesampainya dirumah Tono tidak
lansung istirahat namun dia harus masak untuk makan nanti malam ternyata
ayahnya sudah masak. Tonopun mandi , setelah ia mandi ia langsung kekamar
ayahnya. “sini nak !.” sambil melambaikan tangan. “ ya ayah” jawab Tono sambil
berjalan menuju ayahnya. “kamu jangan terlalu capek. Kamukan sudah kelas 3
sebentar lagi kamukan mau ujian nasional nak ntar kamu sakit” sambil memberikan
perhatiaan. “Tono tidak mengapa yah, yang terpenting kita bisa makan, dan Tono
tetap bisa bersekolah, Tono pingin jadi orang yah. Tono pingin jadi pemuda yang
di banggakan yah, doakan Tono ya yah”, ucap Tono menyakinkan. “Iyah nak, ayah
akan selalu mendoakanmu”, balas ayah dengan raut sedih tetapi tersenyum.
Suatu
hari pak lurah datang ke Desa Sejahtera dan berkata akan memberikan kabar
gembira. “Bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara sekalian, saya akan memyampaikan
kabar gembira disini”,ucap pak lurah. “Kabar gembira apa pak?”, tanya salah 1
warga.
“Pemerintah kota mencanangkan akan memberi Beasiswa bagi murid SMA yang mendapatkan nilai tertinggi serta berprestasi untuk melanjutkan kuliah di Jakarta dengan biaya yang ditanggung pemerintah”, ucap pak lurah dengan percaya dirinya.
“Apakah ucapan bapak benar? Walau anak-anak kami adalah anak buruh tani kecil, pemerintah akan tetap memberi bantuan untuk kuliah?”, tanya salah satu warga dengan nada kurang yakin. “Oh tentu saja ucapan saya benar. Pemerintah tidak akan pandang bulu, apalagi ini menyangkut tentang pendidikan, pendidikan kan masa depan Indonesia. Tentu hal itu akan sangat diperhatikan oleh Pemerintah”, ucap pak lurah dengan nada yang meyakinkan.
“Yah semoga saja ucapan bapak benar dan dapat dipertanggung jawabkan”, tegas salah satu warga. Tono yang ketika itu mendegar ucapan pak lurah, marasa senang dan mempunyai harapan untuk kuliah. “Alhamdulillah. Itu kesempatan kau anakku. Kau harus rajin belajar dan berusaha serta berdoa agar kau mendapat hasil Ujian yang memuaskan dan kau dapatkan Beasiswa kuliah di Jakarta itu secara gratis”, ucap ayah dengan nada semangat.
“Iya yah, Tono ingin sekali kuliah di Jakarta untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Dan di Jakarta nanti Tono ingin bertemu ibu. Namun, bagaimana dengan ayah disini? Siapa yang akan mengurus dan menjaga ayah ?”, ucap Tono dengan nada bimbang.
“Tidak perlu kau perdulikan ayah anakku. Yang terpenting adalah masa depanmu, kau ini pemuda harapan Desa ini nak. ayah masih sanggup untuk hidup sendiri. Yang terpenting sekarang kau harus rajin belajar agar kau memperoleh beasiswa itu. Tolong, jangan kau kecewakan yah”, ucap ayah dengan nada meyakinkan.
Ada gejolak yang begitu besar di dalam hatinya. Tono pun berwudhu dan melaksanakan sholat.
“Ya Allah beri hambamu ini petunjuk. Hanya kepadaMu hamba serahkan takdir hamba”, bisik ia dalam hati dengan nada lirih lalu meneteskan air mata.
“Pemerintah kota mencanangkan akan memberi Beasiswa bagi murid SMA yang mendapatkan nilai tertinggi serta berprestasi untuk melanjutkan kuliah di Jakarta dengan biaya yang ditanggung pemerintah”, ucap pak lurah dengan percaya dirinya.
“Apakah ucapan bapak benar? Walau anak-anak kami adalah anak buruh tani kecil, pemerintah akan tetap memberi bantuan untuk kuliah?”, tanya salah satu warga dengan nada kurang yakin. “Oh tentu saja ucapan saya benar. Pemerintah tidak akan pandang bulu, apalagi ini menyangkut tentang pendidikan, pendidikan kan masa depan Indonesia. Tentu hal itu akan sangat diperhatikan oleh Pemerintah”, ucap pak lurah dengan nada yang meyakinkan.
“Yah semoga saja ucapan bapak benar dan dapat dipertanggung jawabkan”, tegas salah satu warga. Tono yang ketika itu mendegar ucapan pak lurah, marasa senang dan mempunyai harapan untuk kuliah. “Alhamdulillah. Itu kesempatan kau anakku. Kau harus rajin belajar dan berusaha serta berdoa agar kau mendapat hasil Ujian yang memuaskan dan kau dapatkan Beasiswa kuliah di Jakarta itu secara gratis”, ucap ayah dengan nada semangat.
“Iya yah, Tono ingin sekali kuliah di Jakarta untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Dan di Jakarta nanti Tono ingin bertemu ibu. Namun, bagaimana dengan ayah disini? Siapa yang akan mengurus dan menjaga ayah ?”, ucap Tono dengan nada bimbang.
“Tidak perlu kau perdulikan ayah anakku. Yang terpenting adalah masa depanmu, kau ini pemuda harapan Desa ini nak. ayah masih sanggup untuk hidup sendiri. Yang terpenting sekarang kau harus rajin belajar agar kau memperoleh beasiswa itu. Tolong, jangan kau kecewakan yah”, ucap ayah dengan nada meyakinkan.
Ada gejolak yang begitu besar di dalam hatinya. Tono pun berwudhu dan melaksanakan sholat.
“Ya Allah beri hambamu ini petunjuk. Hanya kepadaMu hamba serahkan takdir hamba”, bisik ia dalam hati dengan nada lirih lalu meneteskan air mata.
Hari
yang ditunggu-tunggu yaitu Ujian Nasional pun tiba. Hari pertama Ujian Nasional
pun tiba. Anak-anak Desa Sejahtera pun berangkat lebih awal dari biasanya.
Mereka takut kalau sampai harus terlambat.
Hari-hari yang dilalui ketika Ujian Nasional menjadi sangat berarti untuk Tono. Ujian pun telah selesai
Hari-hari yang dilalui ketika Ujian Nasional menjadi sangat berarti untuk Tono. Ujian pun telah selesai
Ia
tidak sabar untuk mengetahui nilainya. Hari-hari yang di tunggu semua anak-anak
pun tiba. Hari ini mereka akan mendengar pengumuman kelulusan. Tono tidak sabar
lagi,“Aku berharap akulah yanag mendapat beasiswa itu”, ucap ia dalam hati
dengan penuh rasa harap.Semua anak berkumpul di lapangan. “Baik anak-anak bapak
akan memberi tahu kabar gembira untuk kalian. Semua siswa-siswi SMA Tunas
Bangsa dinyatakan lulus. Dan yang lebih meneggembirakan lagi, salah satu murid
SMA ini mendapat nilai tertinggi 1 Kabupaten dan ia berhak mendapatkan beasiswa
di Jakarta secara gratis”, kata bapak kepala sekolah.Semua siswa-siswi SMA Tunas
Bangsa bersuka-ria mendengarnya. “Nama
murid itu adalah Tono Sejahtera”, ucap bapak kepala sekolah.Semua siswa-siswi
bersorak histeris dan seakan tidak percaya, Tono bangga dan bahagia, walaupun
ada perasaan bimbang dan bingung. Tono pun maju ke depan mimbar dan mendapatkan
ucapan selamat dari kepala sekolah dan guru-guru, serta dari perwakilan Dinas
Pendidikan.“Selamat tono atas prestaasimu. Minggu depan kamu bisa kami kirim ke
jakarta untuk mnegurus surat-suratmu”, kata bapak perwakilan Dinas Pendidikan.Tono
pun hanya tersenyum dan mengiyakan. Setelah pengumuman selesai semua pulang ke
rumah masing-masing. Anak-anak desa Sejahtera tiba di desa dengan penuh rasa
senang. Semua warga memberikan selamat kepada Tono atas prestasinya. Tono pun
pulang menuju ke rumah.“Assalamualaikum ayah. ternyata Tono yang mendapat nilai
tertinggi itu dan Tono akan mendapatkan beasiswa kuliah di Jakarta seperti yang
waktu itu Tono katakan”, kata Tono.“Alhamdulillah nak, ayah bangga denganmu.
Jangan kau pikirkan ayah, pasti ayah akan baik-baik saja disini”, ucap ayah
memberi semangat. “Baik Tono akan menuti ayah . Tono akan mengambil beasiswa
itu. Terima kasih yah Tono janji akan membuat ayah bangga.Minggu yang di tunggu-tunggu
pun tiba. Hari ini Tono akan berangkat menuju Jakarta, menggapai semua mimpi
dan cita-citanya untuk memeruskan bangku pendidikan, setinggi mimpinya selama
ini. Semua warga dan aparat desa melepas kepergian Tono dengan penuh suka cita.
“Kau jangan lupakan ayahmu ini nak. Doa ayah
akan selalu menyertaimu. ayah sangat menyayangimu”, ucap ayah dengan menitihkan
air mata. “Iya yah, Tono pun sangat menyayangi ayah dan Tono berjanji akan
menjadi orang sukses di Jakarta nanti”, ucap Tono untuk yang terakhir kalinya
sebelum ia meninggalkan desanya.
3
tahun telah berlalu Tono telah menyelesaikan kuliahnya lebih cepat . dijakarta
ia juga menjadi mahasiswa yang berprestasi dan sekarang Tono telah menjadi
orang sukses serta pengusaha yang sukses diJakarta. Ayahnya sekarang telah
sehat dari sakitnya tetapi sampai sekarang ia belum bisa menemukan ibunya.
Ternyata Tono mendengar kabar ibunya telah meninggal dunia karna kecelakaan
pesawat.lalu Tono lansung menelefon ayahnya. Mendengar berita itu Tono dan
ayahnya sedih karna belum sempat meminta maaf kepada ibunya dan belum bisa
membuat ibunya kembali kejalan yang benar. “Tono hanya bisa mendoakan ibu” ucap
tono sambil menangis. 20 hari setelah itu Tono kembali kedesanya untuk
menjemput ayahnya dan membawa ayahnya tinggal di Jakarta bersamanya. Tonopun
juga memberikan bantuan kepada warganya sehingga sekarang warga didesa
sejahtera menjadi benar-benar sejahtera berkat anak muda yang sukses yang
bernama Tono.
Sekarang
tono sudah bahagia dijakarta bersama ayahnya dengan kehidupan yang mewah tapi
Tono tetap mengunjungi kampungnya. Semua impian dan cita-cita Tono telah
tercapai.
Ternyata
pemuda kampung juga bisa sukses.
SELESAI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar